GERAKAN MAHASISWA INDONESIA
Jumat, 22 Februari 2013
0
komentar
Mahasiswa adalah salah satu elemen yang vital dan
mempunyai peran yang penting dalam mengawal dan melakukan sebuah perubahan di
setiap Negara. Peran dan tanggung jawab mahasiswa dalam melakukan kerja-kerja
gerakan dalam sebuah perubahan tersebut menjadi suatu hal yang lumrah dalam garis
sejarah sebuah bangsa. Apalagi dalam sejarah perubahan bangsa kita “Indonesia”. Dan
mahasiswa bagian
dari stuktur social yang tidak bias dipisahkan dari masyarakat, maka kita tidak
heran apabila orang menyebutnya sebagai agent
of change and Social control.
Akan tetapi mampukah kita
mengemban amanah tersebut dan merealisasikan dalam kehidupan sosial? Dan ini
merupakan pekerjaan rumah kita bersama (PR). Tanggung jawab yang dipikulnya
sangatlah berat, selain mahasiswa punya tanggung jawab akademik mahasiswa juga
punya tanggung jawab sosial. Agar kita tidak hanya berdiri diatas menara gading
dalam melihat realitas kebangsaan yang hari ini kita rasakan akan tetapi kita
harus membaur dan menyatu dengan masyarakat dalam mentransformasikan problematika
kebangsaan dan bersama-sama seluruh elemen bangsa kita akan melakukan perubahan
yang dicita-citakan oleh seluru rakyat Indonesia, Hal serupa juga pernah
dilakukan oleh sang revolusioner sejati baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Beliau
juga mempunyai tanggug jawab kepada Allah sebagai makhluk-Nya untuk melakukan
ibadah walau sudah ada jaminan masuk surga. Akan tetapi tanggung jawab terhadap
masyarakat arab yang masih jahiliyah merupakan salah satu tugas beliau yang
paling berat dalam memberantas kejahiliaan dan membawa mereka pada jalan yang
benar. Dan ini merupakan manifestasi dari gerakan sosial beliau sebagai utusan
dan Kholifah di muka bumi.
Kesadaran akan peran dan tanggung
jawab mahasiswa di tengah problematika kebangsaan merupakan suatu hal yang
sangat penting. Karena bagaimanapun juga antara mahasiswa dan masyarakat
merupakan satu elemen sosial yang tak bisa dipisahkan. Mahasiswa adalah masyarakat
terdidik yang harus bertanggungjawab atas realitas kebangsaan. Jika selama ini
mereka hanya sadar akan tanggung jawab akademiknya maka mahasiswa sudah
tercerabut dari akar rumputnya yaitu masyarakat. Dan kesadarannya pun adalah
kesadaran naif.
Sejarah Indonesia mencatat bahwa dalam
setiap perubahan dan peristiwa-peristiwa besar yang menyangkut pkelangsungan
bangsa ini, mahasiswa selalu menjadi garda terdepan dan pioneer yang mampu
berperan aktif dalam setiap perubahan tersebut.
Peristiwa 1908, yang dijadikan
sebagai momentum awal kebangkitan nasional Indonesia merupakan periode
nasional yang banyak di isi oleh para mahasiswa bangsa ini. Peristiwa sumpah
pemuda 1928 yang melahirkan kebulatan tekad bangsa ini pun tidak terlepas dari
peran mahasiswa dengan komunitas Jong-jongnya pada saat itu. Belum lagi
peristiwa-peristiwa penting lainnya yang terjadi pra kemerdekaan yang
kesemuanya tidak mungkin terlepas dri adanya peran aktif mahasiswa-mahasiswa Indonesia pada
saat itu. Soetomo, Soekarno, Hatta, M. Yamin, mereka semua adalah para founding
fathers kita yang berangkat dari semenjak mahasiswa hingga menjadi pelopor
perjuangan kemerdekaan bagi bangsa ini.
Pasca Proklamasi 1945, mahasiswa
harus berbenturan dengan kebijakan dan kondisi politik Indonesia
dimasa kepemimpinan Soekarno. Tingginya suhu politik dan peran aktif parpol
menjadikan gerakan mahasiswa tidak mampu berdiri sendiri secara independent.
Germa identik dengan afiliasi politik parpol tertentu dan inilah yang
menjadikan mandeg dan monotonnya germa pada saat itu. Walaupun pada akhirnya
pada tahun 1966 pasca peristiwa G30 S/PKI tahun 1965 germa kembali menjadi
palang awal pergantian kekuasaan dari Orde Lama ke Orde Baru.
Tampilnya Orde baru pasca runtuhnya
Orde Lama, bukannya mampu menghantarkan Indonesia kea rah yang lebih baik,
tapi justru sebaliknya. Banyak sekali kecurangan-kecurangan politik dan
tindakan-tindakan pembodohan yang dilakukan pemerintah Orba pada rakyat Indonesia pada
saat itu. Pemaksaan dan penyeragaman serta kesewengan-wenangan pemerintah dalam
menerapkan kebijakannya menjadikan pemerintahan Orba sebagai pemerintahan yang
superior yang tidak bisa di ganggu gugat oleh siapapun. Demokrasi dikebiri, hak
assi disederhanakan dan pembangunan (Developmentalisme) dijadikan alas
an bagi penindasan.
Kondisi seperti ini yang kemudian
menjadikan mahasiswa sebagai actor terpenting dalam mengawal dan menyarakan
hak-hak rakyat, walaupun banyak sekali hambatan dan represifitas yang dilakukan
Pemerintah Orba kepada mahasiswa, namun semangat juang mahasiswa tidak pernah
surut. Tercatat, peristiwa malaria 1974, peristiwa pembredelan LPM di
kampus-kampus kritis, peristiwa penculikan-penculikanaktivis mahasiswa dan
terakhir puncaknya pada peristiwa Reformasi 1998.
Pasca Reformasi 1998 kembali
mahasiswa harus dihadapkan dengan kondisi bangsa yang sulit dan masih
terkatung-katung. Untuk kesekian kalinya perjuangan mahasiswa dalam
menggulingkan rezim orde baru yang tiranik-hegemonik, menjadi sia-sia. Karena
sekali lagi mahasiswa hanya dijadikan alat oleh kepentingan-kepentingan elit
politik yang mempunyai hidden agenda untuk kepentingan kekuasaan di Indonesia.
Dari sekian hal perubahan-perubahan
yang terjadi dalam negeri ini kita bisa melihat bahwa peran serta mahasiswa
didalamnya sangat besar dan selalu menjadi garda terdepan dalam
perubahan-perubahan tersebut. Tanggungjawab dan rasa keterpanggilan mahasiswa
di setiap angkatannya mampu mewarnai deru sejarah negeri ini.
Maka kemudian, mahasiswa sebagai
kaum intelek dituntut untuk mampu memenuhi tiga tanggung jawab besar, yakni
tanggung jawab Intelektual, moral dan
social. Dari tiga tanggung jawab inilah mungkin yang harus kita cermati
dan sadari sehingga mahasiswa sebagai actor perubahan harus peka terhadap
kondisi obyektif sebuah bangsa-negara sehingga nantinya mampu menjalankan
peranan yang proporsional demi terwujudkannya perubahan yang menjadi cita-cita
bangsa dan Negara.
Berangkat
dari kondisi tersebut kita perlu mengetahui peristiwa-peristiwa besar seputar
gerakan Pemuda mahasiswa yang menyangkut kelangsungan bangsa ini mulai dari
actor yang terlibat, karakter gerakan yang dibangun sampai pada realitas social
yang melingkupinya.
Table Perjalanan Gerakan Pemuda/Mahasiswa Indonesia
Periodisasi
|
Actor
Gerakan
|
Karakter
Gerakan (Isu Utama)
|
Gagasan
|
Konteks
Sosial Politik
|
Masa Kolenial (1907-1925)
- masa afiliasi dan
kedaerahan
|
Syarikat
priyayi dan SDI -1907
|
Persatuan
Boemi Putera
|
Ide
Kemajuan
|
Politik
etis
|
Boedi
Utomo - 1908
|
Pendidikan
anak bangsa, kesadaran berorganisasi
|
Ide
kemajuan jawanisme
|
||
Indische
Partj - 1911
|
Persatuan
melawan kolonialisme, kemandirian
|
Nasionalisme
Hindia
|
Politik diskriminasi
|
|
Trikoro
Dharmo – 1915-Jong Java-1918
|
kedaerahan
|
Ide
kemajuan Nation Jawa
|
||
Jong
sumatranen Bond - 1919
|
kedaerahan
|
Ide
kemajuan Nation Sumatra
|
||
Jong
Ambon, Jong Minahasa, JOng Celebes
|
Idem
|
Idem
|
||
Jong
Islamieten Bond - 1924
|
keislaman
|
Ide
kemajuan
|
||
Indische
Vereneging 1916 – Perhimpunan Indonesia (1925)
|
Demi
kemerdekaan Pencarian legitimasi internasional
|
Nasionalisme
Ernest Renan Sosialisme
|
Pasca
PD I, Liberalisme Eropa
|
|
(1925-1942)
-Masa
Persatuan dan rintisan kemerdekaan
|
Perhimpunan
pelajar-pelajar Indonesia (PPPI)-1925
|
Demi
kemerdekaan Persatuan pemuda Indonesia
|
Nasionalisme
Indonesia
|
Pergolakan Nasional melawan
Belanda
|
|
Kongres
Pemuda I (1926)
|
Pembangunan
solidaritas
|
Fusi
kekuatan pemuda
|
|
|
Kongres
Pemuda II (1928)
|
Persatuan
Pemuda
|
Sumpah
Pemuda
|
|
|
Bergabung
dengan partai-partai non-kooperatif (1933)
|
Demi
kemerdekaan
|
Nasionalisme
|
|
Pendudukan
Jepang (1942-1945)
|
(Gerakan
pemuda stagnan) kecuali pada organisasi militer PETA, dll
|
Kemerdekaan
|
Nasionalisme
|
Perang
Dunia II
|
Revolusi
kemerdekaan (1945-1950)
|
Perserikatan
Perhimpunan Mahasiswa Indonesia (PPMI)
|
Pro-Republik
Politik
|
NKRI
|
Usaha
Belanda menguasai kembali Indonesia
|
Orde Lama (1950-1966)
|
Dewan
mahasiswa (DEMA)- 1950
|
Intra kurikuler Non-politis
|
-
|
Pertumbuhan
PT
|
Underbow
Parpol, GMNI,CGMI,HMI
|
Propaganda
parpol Politis
|
Kampus
sebagai Quasi Battle ground
|
Demokrasi
parlementer
|
|
|
Kesatuan
Aksi mahasisw Indonesia (KAMI)
|
Pergantian
rezim penumpasan PKI
|
Demokrasi
Anti-komunis
|
G-30/S
Runtuhnya Orde Lama
|
Orde Baru (1966-1978) –masa
berkobar
|
Petisi
24 Oktober 1973
|
Pemerataan
dan reorietasi pembangunan
|
Dependencia
Kritik developmentalisme
|
Pemiu
1971 yang curang Pemerintahan korup
|
Dema
se-jakarta- malaria (1974)
|
Anti
dominasi Asing (produk Jepang)
|
nasionalisme
|
Masuknya
investasi asing
|
|
Persatuan
Mahasiswa se-jakasrta 91977)
|
-
Pembaruan struktur politik
-
Kembali ke UUD 1945
-
Tolak soeharto
|
Kerakyatan
(lllich, Schumacher) Rwegulize
|
Pemilu
1977 ORBA otoriter
|
|
(1978-1997)
- masa stagnan
- reorientasi gerakan
|
Ornop
& KS (kelompok studi0
|
Pembangunan
alternatif
|
|
Paska nkk-BKK (1978)
|
Lembaga
pers mahasiswa
|
-
menolak elitisme mahasiswa
-
menyuarakan kritisisme
|
|||
Revormasi
(1998-sampai sekarang)
|
Forrkot,
NEM se-Indonesia, KAMMI, PMII, PRD, dll.
|
-turunkan
Soeharto
-Hapus
KKN
-Hapus
dwi-fungsi ABRI
-Usut
pelanggaran HAM
|
-Reformasi
structural Demokratisasi
|
-krisis
ekonomi golbalisasi
|
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: GERAKAN MAHASISWA INDONESIA
Ditulis oleh Amar Suteja
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://pmii-rayon-dakwah.blogspot.com/2013/02/gerakan-mahasiswa-indonesia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Amar Suteja
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar