Islam Sebagai Agama Pembebas
Jumat, 22 Februari 2013
0
komentar
Oleh : Mohammad Riski
Pendapat atau pemikiran tidak pernah
lahir dari ruang hampa, ia muncul ke permukaan sebagai refleksi dari setting
sosial yang melingkupinya, begitu besar pengaruh kondisi sosial terhadap
pemikiran seseorang.
Begitu juga dengan Islam dan
ajarannya yang selalu melihat realitas yang terjadi di masyarakat pada waktu
itu, ketika kita akan memahmi Islam sebagai agama sudah semestinya kita memulai
dari sejarah perjalanan Islam itu sendiri sampai kepada struktur sosial yang
terjadi di masyarakat hingga kita menemukan titik perbedaan baik dalam segi geografis
ataupun budaya serta pemikiran yang ada.
ISLAM
PERIODE ARAB
Sebelum adanya agama Islam, bangsa
arab merupakan bangsa yang kurang menghargai peradabannya sendiri karena pertikaian
yang selalu mewarnai dalam kehidupan diantara mereka sendiri. Kondisi geografis
yang panas dan terdapat banyak sekali padang
pasir mempengaruhi terhadap system sosial yang ada pada bangsaarab itu sendiri,disamping
itu terdapat berbagai macam suku yang
masih mempertahankan budaya patriarchal yang mempunyai prinsip “siapa
yang kuat dia yang menang”.
Islam datang sebagai pendobrak dan
pembebas atas system status quo tersebut, munculnya seorang tokoh yang bernama Muhammad
mampu merubah system sosial yang menganut budaya patriarchal kepada
budaya yang lebih beradab, lebih memperhatikan kepada niai-nilai kemanusiaan serta
mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat arab waktu itu. Strategi yang pertama
kali diakukan oleh nabi Muhammad adalah memperbaiki kondisi ekonomi akibat
datangnya system ekonomi oligarki yang tumbuh atas dasar keserakahan terhadap
materi, hal inilah yang menimbulkan dan mengakibatkan norma-norma kesukuan
runtuh. Ada
beberapa cara yang di tekankan oleh nabi Muhammad terutama suku Quraisyi :
1. Menekankan keadaan distributive,
yaitu mengecam penumpukan dan penimbunan harta oleh segelintir orang.
2. menghilangkan dan melenyapkan
praktek riba, dikarenakan sangat merajalelanya praktek ini banyak sekali yang
terjerat dalam hutang.
3. melaran praktek muhkabira dan
munhaqila merupakan pratek yang eksploitatif yaitu melarang pembelian padi yang
masih muda oleh tengkulak karenamengakibatkan adanya eksploitasi terhadap
petani miskin.
4. menekankan pembagian keuntungan
tertentu sebagai upah atas pekerjaan dan atas usaha bersama.
ISLAM
MULAI MASUK INDONESIA
Pada abad ke-13 sampai abad ke-17 di
kenal dengan abad masuknya Islam di Indonesia. Penyebaran agama Islam di
Indonesia kebanyakan pertamakali melalui pedagang-pedagang yang berasal dari Gujarat, India,
Hadro Maut, dan Cina. Setiap orang dalam melakukan penyebaran agama Islam
mempunyai cirri khas tersendiri sesuai dari mana dia berasal, seperti halnya
orang India yang bergerak dalam bidang perdagangan dan kebanyaka yang terpengaruh adalah
orang-orang yang hidup di daerah pesisir karena di situlah pusat perdagangan
Internasional.
Dari berbagai catatan sejarah
Indonesia, Islam yang dating dari Cina adalah Islam yang lentur dengan budaya
local dimana mereka berada, karena keadaan cina sendiri adalah Negara yang kuat
mempertahankan budaya tradisi nenek moyang, sehingga orang-orang yang masuk
Islampun mampu menganasoler kebudayaan. Dalam sejarahnya Cina mampu memberikan
konstribusi tentang apa itu Islam kepada kerajaan pasai-Aceh dengan mengutus lan
wo lin (lamuri/Aceh besar) dan Samutala (Samudra). Atas jasa kedua
orang tersebut yang tidak hanya mempengaruhi masyarakat akan tetapi pengaruhnya
mampu masuk di kalangan pejabat sehingga terbentuklah kerajaan Islam pertama
yang ada di Indonesia yaitu Samudra Pasai.
Periode berikutnya dalam sejarah kerajaan
Islam di Indonesia adalah kerajaan Demak-Mataram yang di rintis oleh Raden
Fattah, beliau di kenal sebagai keturunan majapahit putra Brawijaya dengan
Putri Campa (kamboja) “yang telah masuk Islam”. Pada periode ini memunculkan
adanya tradisi Pesantren dan sudah mulai di kenalnya istilah Wali Songo,
sebutan Wali lebih di kenal dengan sebutan sunan yang diambil dari bahasa
sansekerta Susuhanan yang artinya yang terkasih atau yang di
mulyakan.
ISLAM
SEBAGAI AGAMA PEMBEBAS
Dalam sejarahnya, banyak sekali kita
temukan pembelokan terhadap agama yang mengakibatkan perbedaan persepsi tentang
ajaran agama itu sendiri. Dalam perjalananya sejarah mampu melakukan pembelokan
peranan agama tidak untuk manusia melainkan untuk kepentingan yang naïf dan fana’
yaitu kekuasaan.
Bila di telaah kembali, banyak
sekali terjadi kesalah fahaman dalam memahami dan menghayati symbol-simbol
keagamaan , agama lebih di fahami secara eksklusif yang hanya terkristal dalam
kumpulan mitos dan ungkapan simbolis tanpa makna. Islam tidak hanya dapat di
fahami secara tekstual yang mengakibatkan pemahaman islam itu sendiri selalu kaku
dan memunculkan sikap fanatisme yang berlebihan. Dan ini jelas akan menegasikan
konsep Rahmatan Lil’alamin, karena perbedaan tidak menjadi rahmat dan
tidak di hargai lagi.
Martin
Emarty, seorang sosiolog agama, dengan tegas memberikan uraian secara
terperinci tentang prinsip-prinsip yang di buat landasan keberagamaan kaum fundamentalisme,
yaitu oppositionalism (paham perlawanan), penolakan terhadap
hermeneuitika, penolakan terhadap pluralisme dan relativisme, serta penolakan
terhadap perkembangan histories dan sosiologis. Darisini kita dapat melihat
kaum fundamental dalam memaknai agama terkesan eksklusif terpaku pada normatif,
statis dan tidak toleran akan pluralisme.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Islam Sebagai Agama Pembebas
Ditulis oleh Amar Suteja
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://pmii-rayon-dakwah.blogspot.com/2013/02/islam-sebagai-agama-pembebas.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Amar Suteja
Rating Blog 5 dari 5
0 komentar:
Posting Komentar